Secara konseptual, mengukur laba bersih sebuah
perusahaan dagang memiliki kesamaan dengan perusahaan jasa, yaitu laba/rugi
bersih berasal dari selisih antara beban dan pendapatan. Untuk perusahaan
dagang sumber utama pendapatannya adalah penjualan barang dagang atau biasa
disebut pendapatan penjualan (sales revenue). Beban perusahaan dagang berbeda dengan beban
perusahaan jasa. Beban perusahaan dagang dapat dibagi ke dalam dua kelompok
yaitu:
1. Harga
Pokok Penjualan – HPP (Costs Of Goods Sold
– COGS) adalah total harga pokok barang dagang yang dijual (cost of merchandise sold) dalam satu
periode. Beban ini berkaitan langsung dengan pendapatan yang diakui dari
penjualan barang.
2. Beban
Operasi (Operating Expense) adalah beban
yang dikeluarkan dalam proses untuk menghasilkan pendapatan, penjualan.
Contohnya gaji penjualan, beban iklan, dan beban asuransi serta beban operasi
suatu perusahaan dagang juga meliputi sejumlah beban-beban yang ditemukan dalam
perusahaan jasa.
Baca Juga : Memahami Konsep Perusahaan Manufaktur
Siklus Operasi
Siklus operasi sebuah perusahaan dagang berbeda
dengan perusahaan jasa. Siklus operasi perusahaan dagang pada umumnya lebih
panjang dibandingkan dengan perusahaan jasa. Sebab di perusahaan dagang
memiliki akun pembelian persediaan barang dagang. (apakah itu pembelian maupun
penjualan).
Sistem
Persediaan
Sebuah perusahaan dagang mencatat perubahan
dalam persediaanya untuk menentukan apa yang tersedia untuk dijual dan apa yang
telah dijual. Ada 2 sistem yang digunakan untuk mencatat persediaan sebagai
berikut :
1.
Sistem
Perpetual (Perpetual Inventory System)
Sistem
Perpetual adalah rincian catatan mengenai setiap pembelian dan penjualan
persediaan disimpan. Sistem ini secara terus-menerus (secara perpetual)
menunjukkan persediaan yang harus dimiliki untuk setiap jenis barang. Sebagai
contoh, sebuah agen pengiriman Toyota memiliki catatan persediaan yang terpisah
untuk setiap kendaraa, truk, dan van yang dimilikinya. Berdasarkan system
persediaan perpetual, harga pokok penjualan ditentukan dari setiap kali terjadi
penjualan.
2.
Sistem
Periodik (Periodic Inventory System)
Sistem
periodik adalah rincian catatan persediaan barang yang dimiliki tidak
disesuaikan secara terus-menerus dalam satu periode. Harga pokok penjualan
barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (secara periodik). Pada
saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara fisik untuk menentukan harga
pokok barang yang tersedia (Persdiaan Barang Dagang). Untuk menentukan harga
pokok barang dalam system ini ada beberapa yang harus dilakukan yaitu:
a)
Menentukan harga pokok barang yang tersedia (cost of goods on hand) pada awal periode
akuntansi
b)
Menambahkannya pada harga pokok barang yang
dibeli (cost of goods purchased)
c)
Mengurangkannya dengan harga pokok barang yang
tersedia pada akhir periode akuntansi.
Pertimbangan
Tambahan Mengenai Sistem Persediaan
Sistem Perpetual secara tradisional digunakan
oleh perusahaan yang menjual barang dengan nilai per unit tinggi. Contohnya
adalah kendaraan, furniture, dan perlengkapan rumah tangga utama. Semakin
luasnya pengguna komputer dan pemindaian elektronik di zaman mileneal ini
memungkinkan semakin banyak perusahaan menggunakan system persediaan perpetual.
Dinamakan sistem persediaan perpetual karena catatan akuntansi secara
terus-menerus (perpetual) menunjukkan jumlah dan harga pokok persediaan yang
dimiliki setiap saat.
Sistem persediaan perpetual memberikan
pengendalian persediaan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem persediaan
periodik. Seperti dalam keberhasilan perusahaan Wal – Mart dan Morrow
Snowboards Inc menggunakan sistem perpetual. Oleh karena itu system persediaan
perpetual semakin popular dan banyak digunakan.
3 komentar
Write komentarTrmksh pngetahuannya gan
ReplyYou're Welcome . Jika teman-teman puas saya akan berusaha untuk lebih giat lagi membuat artikel akuntansi yang menarik
ReplyMntap gan😁
Reply