Tujuan Pengajarannya adalah agar para pembaca dapat :
1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap.
2. Menjelaskan konsep harga perolehan aktiva tetap.
3. Mencatat perolehan aktiva tetap.
4. Menghitung dan mencatat penyusutan aktiva tetap.
1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap.
2. Menjelaskan konsep harga perolehan aktiva tetap.
3. Mencatat perolehan aktiva tetap.
4. Menghitung dan mencatat penyusutan aktiva tetap.
PENGERTIAN
Aktiva tetap adalah aktiva
berwujud (tangible fixed assets) yang
:
1.
Masa
manfaatnya lebih dari satu tahun
2.
Digunakan
dalam kegiatan perusahaan
3.
Dimiliki
tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta
4.
Nilainya
cukup besar
Adapun kriterianya :
1.
Pada
umumnya, pemakaiannya lebih dari satu tahun.
2.
Dipakai
untuk kegiatan perusahaan.
3.
Tidak
untuk dijual kembali.
Contoh aktiva ini seperti
mobil-mobil yang dimiliki oleh sebuah dealer mobil. Mobil-mobil itu kalau
dipakai, dapat berumur lebih dari satu tahun. Namun, karena tujuan pemilikannya
adalah untuk dijual kembali, maka mobil-mobil tadi dikelompokkan sebagai
persediaan barang-dagangan, bukan sebagai aktiva tetap.
Istilah dipakai dalam
kegiatan perusahaan tidak berarti bahwa pemakaian harus berlangsung
terus-menerus. Mesin-mesin cadangan yang hanya digunakan pada waktu-waktu
sibuk, misalnya tetap dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Aktiva tetap yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan disajikan sebagai aktiva lain-lain.
Akhirnya perlu dicatat bahwa hanya aktiva yang nilainya cukup tinggi sajalah
yang biasanya dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Aktiva yang nilainya tidak
besar, misalnya pulpen, sendok, dan lain-lain. Biasanya tidak dikelompokkan sebagai
aktiva tetap, walaupun aktiva tadi dipakai dalam kegiatan perusahaan dan
umurnya lebih dari satu tahun.
Baca Juga : Cara Menghitung Harga Pokok Persediaan Menggunakan Metode FIFO, LIFO, dan Average
BIAYA PEROLEHAN
Semua biaya yang terjadi
untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di tempat dan siap digunakan
harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan
suatu aktiva tetap tidak terbatas pada harga belinya saja. Termasuk dalam harga
perolehan adalah biaya pengiriman, asuransi, pemasangan, dan bea balik nama.
Misalnya, apabila suatu perusahaan membeli tanah dengan harga Rp 20.000 dan
untuk ini harus dibayar biaya notaris sebesar Rp 500, biaya balik nama sebesar
Rp 300 dan komisi kepada makelar Rp 200, maka harga perolehan dari tanah tadi
adalah Rp 21.000.
Masalah yang mungkin timbul
adalah apabila beberapa aktiva tetap dibeli sekaligus dan tiap-tiap aktiva
tidak disebutkan harganya. Dalam hal demikian, total harga yang dibebankan
harus dialokasikan ke masing-masing aktiva yang bersangkutan.
Sebagai contoh, perusahaan suatu
perusahaan membeli gedung beserta tanah dimana gedung itu berdiri dengan harga
Rp 100.000. Jumlah ini sudah termasuk biaya notaris, bea balik nama, komisi,
dan lain-lain. Harga sebesar Rp 100.000 tersebut perlu dialokasikan antara
harga perolehan untuk tanah dan gedung. Anggaplah, kemudian bahwa berdasarkan
taksiran harga pasar yang berlaku, tanah bernilai Rp 20.000 dan gedung ditaksir
seharga Rp 60.000. Alokasi harga perolehan untuk tanah dan gedung, dengan
demikian adalah sebagai berikut:
Harga Taksiran Alokasi
Harga Perolehan
Tanah Rp 20.000 20/80 x 100.000 = Rp 25.000
Gedung 60.000 60/80 x 100.000 = 75.000
Rp 80.000 Rp 100.000
Ayat jurnal yang perlu dibuat, apabila pembelian
dilakukan dengan tunai, adalah sebagai berikut:
(D) Tanah Rp
25.000
(D) Gedung Rp
75.000
(K) Bank Rp 100.000
Apabila
taksiran harga pasar dari masing-masing aktiva sukar dibuat, maka alokasi dapat
didasarkan atas criteria-kriteria lain, misalnya nilai yang ditetapkan untuk
pajak (NJOP = Nilai Jual Objek Pajak). Jika harga taksiran hanya dapat
dilakukan untuk satu jenis aktiva saja, misalnya tanah, maka sisanya dianggap
sebagai harga perolehan aktiva lainnya.
Baca Juga : Cara Menghitung Jatuh Tempo Wesel
PEROLEHAN DENGAN HARGA ANGSURAN
Adakalanya suatu aktiva tetap dibeli secara angsuran. Dalam
hal demikian, kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan
dilakukan dalam sekian kali angsuran dan
terhadap saldo yang dibayar dikenakan bunga.
Sebagai contoh, sebuah
perusahaan membeli tanah dengan harga Rp 50.000. Jumlah ini akan dibayar dalam
25 kali angsuran bulanan dan terhadap saldo yang belum dibayar, perusahaan
dibebani bunga sebesar 12% setahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat pada waktu
pembelian dilakukan adalah sebagai berikut:
(D) Tanah Rp
50.000
(K) Utang angsuran Rp
50.000
Pada waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang
harus dibayar dihitung sebagai berikut:
Angsuran
bulanan : Rp 50.000: 25 Rp 2.000
Bunga
selama sebulan untuk saldo yang belum
dibayar
1/12 x 12% x Rp 50.000 500
Jumlah
yang harus dibayar Rp 2.500
Ayat jurnal yang harus dibuat untuk pembayaran ini
adalah sebagai berikut:
(D) Utang angsuran Rp 2.000
(D) Beban bunga
500
(K) Bank Rp 2.500
Angsuran
kedua terdiri dari angsuran pokok bulanan sebesar Rp 2.000 ditambah bunga
selama satu bulan atas saldo atas saldo utang yang belum dibayar. Utang yang
belum dibayar pada saat ini tinggal Rp 48.000. Jumlah ini diperoleh dari Rp
50.000, saldo yang mula-mula dikurangi pembayaran pada angsuran pertama sebesar
Rp 2.000. Bunga yang dibebankan selama bulan ini dengan demikian akan sebesar
1/12 x 12% x Rp 48.000 = Rp 480. Jumlah yang harus dibayar adalah Rp 2.000
ditambah dengan Rp 480 sama dengan Rp 2.480. Ayat jurnal yang perlu dibuat
tampak seperti dibawah ini:
(D) Utang angsuran Rp 2.000
(D) Beban bunga
480
(K) Bank Rp 2.480
Proses perhitungan ini akan berulang setiap satu kali
dalam satu bulan.
Contoh
soal, sebuah mobil jika dibeli tunai harganya Rp 60.000. Mobil tersebut dapat
juga dibeli dengan angsuran selama 2 tahun. Bunga yang dibebankan adalah 12%
per tahun atas total pinjaman. Dengan dibeli angsuran harga mobil menjadi Rp
60.000 + (Rp 60.000 x 12% x 24/12) = Rp 74.400. Angsuran perbulan adalah Rp
3.100 dari Rp 74.400 dibagi 24. Angsuran bulannya ini sama setiap bulannya.
Adapun untuk ayat jurnal yang dibuat pada waktu ditandatangani kontrak
pembelian sebagai berikut:
(D) Kendaraan Rp 60.000
(K) Utang angsuran Rp 60.000
Pada jurnal diatas bunga
belum dicatat, dan akan dicatat pada saat pembayaran angsuran atau pembayaran
berikutya. Untuk mencari bagian bunga dari setiap angsuran perlu diketahui
tingkat bunga efektif yang berlaku. Tingkat bunganya 12% per tahun, tetapi
tingkat bunga efektifnya lebih tinggi. Tingkat bunga efektif dapat dicari
dengan menggunakan metode bunga majemuk (anuitas). Jika dihitung dengan bunga
majemuk, tingkat bunga efektif dalam contoh diatas adalah 21,8% per tahun.
Bunga pada angsuran pertama dihitung sebagai berikut:
Bunga = 1/12 x 21,8% x Rp 60.000 = Rp 1.090.
Bagian yang digunakan untuk membayar pokok utang
dengan demikian adalah Rp 3.100 – Rp 1.090 – Rp 2.010. Ayat jurnal yang perlu
dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Utang angsuran Rp 2.010
(D) Beban bunga
1.090
(K) Bank Rp 3.100
Pada angsuran kedua jumlah
pembayarannya sama, yakni 3.100 tetapi komposisi bunga dan pokok utang akan
berbeda dengan angsuran yang pertama. Perhitungannya sebagai berikut:
Bunga = 1/12 x 21,8% x (Rp 60.000 – Rp 2.010) = Rp 1.054 (dibulatkan)
Pokok utang angsuran (Rp 3.100 – Rp 1.054) = 2.046
= Rp 3.100
Ayat
jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Utang
angsuran Rp 2.046
(D) Beban
bunga 1.054
(K) Bank Rp
3.100
Baca Juga : 3 Karier di Bidang Akuntansi
PENYUSUTAN
Semua
jenis aktiva tetap, kecuali tanah akan makin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi menurunnuya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan,
ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan
keterbelakangan teknologi. Berkurangnya
kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini
perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap
berwujud disebut penyusutan (depreciation).
Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir
tahun. Apabila dibuat laporan keuangan interim secara bulanan, penyusutan yang
dilakukan bulanan akan lebih dapat mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan dalam bulan yang bersangkutan.
Ayat
jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penyusutan adalah debit beban
penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan. Beban penyusutan merupakan akun
sementara yang pada akhir tahun akan ditutup ke akun laba di tahan bersama-sama
dengan akun-akun sementara yang lain. Akun akumulasi penyusutan merupakan
aktiva tetap dan merupakan akun kontra terhadap aktiva tetap yang bersangkutan.
Selisih antara harga perolehan dengan
akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang belum
disusutkan. Selisih ini disebut nilai buku (book
value) aktiva tetap.
"Diam bukanlah cara untuk membuktikan kesalahan"
Sumber:
Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat. Jakarta.
Pemahaman Penulis
"Diam bukanlah cara untuk membuktikan kesalahan"
Sumber:
Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat. Jakarta.
Pemahaman Penulis