Showing posts with label Akuntansi Umum. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi Umum. Show all posts

Monday 11 May 2020

akuntansi_akuntan

CARA MENILAI DAN MELAPORKAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG

PENILAIAN DAN PELAPORAN

Persediaan barang dagang adalah (merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan pabrik/ manufaktur, yang termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang digunakan untuk kegiatan proses prduksi selanjutnya. Persediaan dalam perusahaan pabrik/manufaktur terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Persediaan barang dagang pada umumnya dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai yang diharapkan atau direalisasikan. Cara penilaiannya harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

Baca Juga : Cara Menghitung Penetapan Harga Pokok Persediaan

PERSEDIAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang disajikan baik dineraca maupun di laba rugi.

1.    Persediaan barang dagang yang tercantum di Laporan Neraca (Laporan posisi keuangan) mencerminkan nilai barang dagang yang ada pada tanggal neraca, biasanya juga merupakan akhir dari suatu dari periode akuntansi (persediaan barang dagang akhir).
2.    Persediaan barang dagang yang tercantum di Laporan Laba/Rui muncul dalam Laporan Harga Pokok Penjualan (HPP).





Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa persediaan barang dagang yang ada pada akhir tahun berjalan (2016) akan muncul baik di neraca maupun laporan laba rugi. Persediaan ini pada tahun berikutnya (2017, tidak digambarkan),akan merupakan persediaan awal dalam laporan laba rugi. Sebaliknya, persediaan barang pada awal tahun berjalan akan muncul di neraca dan laporan laba rugi tahun sebelumnya.

Baca Juga : Piutang Dagang dan Bagaimana Cara Mencatatnya
Ada saling hubungan antara persediaan barang dagang di neraca dan laporan laba rugi. Bahkan, ada saling hubunga antara persediaan barang dagang pada tahun berjalan dengan sebelumnya dan tahun yang akan datang. Dari adanya saling hubungan ini, terlihat bahwa betapa pentingnya pos ini dalam menentukan laba/rugi dan posisi keuangan perusahaan, tidak saja terhadap tahun berjalan, tetapi juga terhadap tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Kesalahan dalam menentukan nilai persediaan barang dagang akan mempengaruhi tidak saja laporan laba rugi dan neraca tahun berjalan tetapi juga neraca dan laporan laba rugi tahun yang akan datang.

Read More
san

Contoh Kasus Ayat Jurnal Penyesuaian


Pengertian

Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-rekeningke saldo yang sebenarnya sampai periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode ke periode yang lain.

Rekening Yang Harus Disesuaikan

1.   Perlengkapan

·         Dalam neraca saldo terdapat saldo perlengkapan Rp 2.500.000.

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Perlengkapan yang masih tersisa sekitar Rp 2.000.000.

Jadi ayat jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:

Nama Akun
Debet
Kredit
Beban Perlengkapan
Rp. 500.000

Perlengkapan

Rp. 500.000

Penjelasan:

Kenapa nilainya Rp 500.000? itukan pertanyaan teman-teman?. Nilainya ditulis Rp 500.000, karena nilai perlengkapan yang muncul di jurnal penyesuaian adalah nilai perlengkapan yang terpakai.

Rp 2.500.000 – Rp 2.000.000 = Rp 500.000

2.   Aktiva Tetap

·         Dalam neraca saldo terdapat saldo aktiva tetap sebesar Rp 20.000.000

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Aktiva tetap mengalami depresiasi 10% per tahun.

Jadi ayat jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:

Nama Akun
Debet
Kredit
Beban Depresiasi Aktiva Tetap
Rp. 2.000.000

Akm Depresiasi Aktiva Tetap

Rp 2.000.000

Baca Juga : Saldo Normal Akun Perusahaan Jasa


Penjelasan:

Kenapa nilainya Rp 2.000.000? itukah pertanyaan teman-teman?. Nilainya ditulis Rp 2.000.000, karena nilai depresiasi yang muncul di jurnal penyesuaian adalah seberapa besar nilai aktiva tetap yang di depresiasikan, dalam contoh ini 10%.

Rp 20.000.000 X 10% = Rp 2.000.000

3.   Beban Yang Masih Harus Dibayar

Apabila pada akhir periode terdapat beban yang ditanggung perusahaan, tetapi karena kondisi tertentu sehingga masih belum bisa dibayar maka akan dicatat sebagai utang

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Pada tanggal 31 desember gaji yang masih harus dibayar sebesar Rp 1.500.000

Nama Akun
Debet
Kredit
Beban Gaji
Rp. 1.500.000

Utang Gaji

Rp. 1.500.000

Penjelasan:

Nilainya langsung saja diambil dari berapa gaji yang masih harus dibayar pada saat dilakukan ayat jurnal penyesuaian.

4.   Pendapatan Yang Masih Harus Diterima

Apabila pada akhir periode terdapat pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi karena kondisi tertentu sehingga belum diterima maka akan dicatat sebagai piutang.

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Pada tanggal 31 desember pendapatan yang masih harus diterima sebesar RP 2.000.000

Nama Akun
Debet
Kredit
Piutang
Rp. 2.000.000

Pendapatan

Rp. 2.000.000

Penjelasan:

Nilainya langsung saja diambil dari berapa pendapatan yang masih harus diterima pada saat dilakukan ayat jurnal penyesuaian.

Baca Juga : Memahami Debit dan Kredit Dalam Akuntansi

5.   Beban Dibayar Dimuka

Beban dibayar dimuka adalah transaksi yang pada saat terjadinya dikelompokkan sebagai harta (aktiva), tetapi akan menjadi beban dikemudian hari. Beban ini merupakan harta perusahaan yang akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

Pencatatan beban dibayar dimuka dilakukan dengan 2 cara (tergantung yang ada di neraca saldo).

a.       Dicatat sebagai aset (pendekatan neraca)

·         Dalam neraca saldo terdapat nilai Iklan dibayar dimuka sebesar Rp 2.000.000

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Iklan dibayar pada tanggal 1 oktober 2017 untuk 5x penerbitan (5 bulan) , sampai 31 desember sudah 3 kali terbit.

Nama Akun
Debet
Kredit
Beban Iklan
Rp. 1.200.000

Iklan Dibayar Dimuka

Rp 1.200.000

Penjelasan:

Kenapa nilainya Rp 1.200.000 dan jurnalnya demikian?, itukah pertanyaan teman-teman. Nilai yang diambil jika dicatat sebagai aset (pendekatan neraca) adalah nilai yang terpakai, jadi nilai yang terpakai adalah (3 bulan yang terpakai dari oktober – desember)

Rp 2.000.000 X 3/5 = Rp 1.200.000.

Jurnal yang digunakan untuk pencatatan sebagai aset (pendekatan neraca) yaitu Beban selalu didebetkan dan dibayar dimuka selalu di kreditkan.

b.      Dicatat sebagai beban (pendekatan rugi/laba)

·         Dalam neraca saldo terdapat beban iklan sebesar Rp 2.000.000

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Iklan dibayar pada tanggal 1 oktober 2017 untuk 5x penerbitan (5 bulan) , sampai 31 desember sudah 3 kali terbit.

Nama Akun
Debet
Kredit
Iklan Dibayar Dimuka
Rp. 800.000

Beban Iklan

Rp 800.000

Penjelasan:

Kenapa nilainya Rp 600.000 dan jurnalnya demikian? Itukah pertanyaan teman-teman. Nilai yang diambil jika dicatat sebagai beban (pendekatan rugi/laba) adalah nilai yang belum terpakai, jadi nilai yang belum terpakai adalah (2 bulan yang belum terpakai dari Januari – Februari)

Rp 2.000.000 X 2/5 = Rp 800.000

Jurnal yang digunakan untuk pencatatan sebagai beban (pendekatan rugi laba) yaitu Beban selalu dikreditkan dan dibayar dimuka selalu di debetkan.

6.   Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan diterima dimuka adalah transaksi yang sejak awal dicatat sebagai kewajiban tetapi akan menjadi pendapatan dikemudian hari. Pendapatan ini timbul karena perusahaan telah menerima pembayaran atas suatu pekerjaan, tetapi belum menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Pencatatan pendapat diterima dimuka dilakuka dengan 2 cara (tergantung akun apa yang ada dalam neraca saldo)

a.       Dicatat sebagai kewajiban

·         Dalam neraca saldo terdapat akun sewa diterima dimuka sebesar Rp 3.000.000

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Bagian dari sewa yang telah menjadi pendapatan sebesar Rp 2.000.000

Nama Akun
Debet
Kredit
Sewa Diterima Dimuka
Rp 2.000.000

Pendapatan Sewa

Rp 2.000.000

Penjelasan:

Kenapa nilainya Rp 2.000.000 dan jurnalnya demikian?, itukah pertanyaan teman-teman. Nilainya yang diambil jika dicatat sebagai kewajiban adalah berapa yang sudah menjadi pendapatan, jadi nilai yang sudah menjadi pendapatan sebesar Rp 2.000.000.

Jurnal yang digunakan sewa diterima dimuka selalu didebetkan dan pendapatan sewa dikreditkan (sebab kita sudah menerima pendapatan dan pendapatan sewa kita bertambah).

b.      Dicatat sebagai pendapatan

·         Dalam neraca saldo terdapat akun pendapatan sewa sebesar Rp 3.000.000

Di ayat jurnal penyesuaian keterangannya demikian:

·         Bagian dari sewa yang sudah menjadi pendapatan sebesar Rp 2.000.000.

Nama Akun
Debet
Kredit
Pendapatan Sewa
Rp. 1.000.000

Sewa Diterima Dimuka

Rp 1.000.000

Penjelasan:

Kenapa nilainya Rp 1.000.000 dan jurnalnya demikian?, itukah pertanyaan dari teman-teman?. Nilai yang diambil jika dicatat sebagai pendapatan adalah berapa yang masih menjadi kewajiban, jadi nilai yang masih menjadi kewajiban sebesar Rp 1.000.000 (Rp. 3.000.000 – Rp. 2.000.000).

Jurnal yang digunakan pendapatan sewa selalu didebetkan dan sewa diterima dimuka selalu dikreditkan (sebab kita sudah menerima uang dan kita belum menyelesaikan pekerjaannya, jadi sewa diterima dimuka kita bertambah).

Semoga bermanfaat artikelnya, dan jangan lupa di share ya, bisa di facebook, twitter, dan whatsapp.
Read More

Tuesday 14 April 2020

akuntansi_akuntan

Pengertian Dividen Beserta Contoh Kasus



Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki berdasarkan suatu periode perusahaan. Dalam satu periode perusahaan dividen bisa dibagikan, bisa juga tidak. Tergantung dari keadaan perusahaan. Atau biasanya dilihat dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 
Baca Juga : Cara Menilai Dan Melaporkan Persediaan Barang Dagang
Dividen dapat juga dibayarkan dengan saham perusahaan. Dividen ini disebut dividen saham. Dengan dikeluarkannya dividen saham, para pemegang saham akan menerima tambahan saham tanpa melakukan setoran apapun.
Adapun isitilah-istilah dalam dividen yaitu:
·      Cash Dividend adalah dividen dalam bentuk uang.
·  Stock Dividen adalah dividen yang berupa saham-sahamyang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri.
·  Properti Dividen adalah dividen dalam bentuk barang-barang, misalnya berupa marketable securities atau investment in stock yang dimiliki perusahaan.
·     Stock Right adalah surat hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.
·      Scrip Dividen adalah janji untuk membayarkan kas dividen kepada pemegang saham di kemudian hari, dengan pada dasarnya dibuat dengan menggunakan surat promes.
·    Dividen Likuidasi adalah dividen yang dikeluarkan ketika dewan direksi berniat melikuidasi bisnis dan mengembalikan semua asset bersih yang tersisa kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai.
Sebagai Contoh:
Pada tanggal 1 Desember 2017 Direksi PT Kabut mengumumkan pembagian dividen saham sebesar 5% kepada para pemegang saham yang tercatat pada tanggal 31 Desember 2017 jam 16.00 WIB. Dividen saham ini akan dikeluarkan pada tanggal 10 Januari 2018. Komposisi modal pada saat pengumuman adalah sebagai berikut:
Modal
Modal Saham:                     
Saham biasa               Rp 5.000.000           
Agio saham biasa        Rp    625.000
Total modal saham      Rp 5.625.000
Laba ditahan                Rp    675.000
Total Modal                  Rp 6.300.000
Pada saat PT Kabut mengumumkan dividen harga saham pada saat itu sebesar Rp Rp 1.300 perlembar. Hitunglah berapa dividen yang harus dikeluarkan beserta buatlah jurnal yang diperlukan?.
Baca Juga : Bagaimana Cara Menstruktur Usaha Yang Kompleks ?
Jawab:
Jumlah lembar saham yang harus dikeluarkan untuk dividen adalah :
= 5% X 5.000 lembar saham
= 250 lembar
Saham yang harus dikeluarkan untuk pembagian dividen adalah:
= Rp 1.300 X 250 lembar saham
= Rp 325.000
Ayat jurnal saat pengumuman dividen:
(D) Dividen                              Rp 325.000
(K)       Saham untuk dividen                        Rp 250.000
(K)       Agio saham biasa                             Rp 75.000
Ayat jurnal pada saat saham dikeluarkan:
(D) Saham untuk dividen   Rp 250.000
(K)       Saham biasa                                   Rp 250.000
Catatan:
Pada saat pencatatan 31 Desember 2017, perusahaan tidak perlu membuatnya .
Dari contoh soal diatas bahwa dengan dikeluarkannnya dividen saham, jumlah modal dan utang tidak berubah. Pembagian dividen saham hanya berakibat berpindahnya suatu jumlah tertentu dari akun laba ditahan ke akun saham biasa
Read More

Followers