PENILAIAN
DAN PELAPORAN
Baca Juga : Piutang Dagang dan Bagaimana Cara Mencatatnya
Ada saling hubungan antara persediaan barang dagang di neraca dan laporan laba rugi. Bahkan, ada saling hubunga antara persediaan barang dagang pada tahun berjalan dengan sebelumnya dan tahun yang akan datang. Dari adanya saling hubungan ini, terlihat bahwa betapa pentingnya pos ini dalam menentukan laba/rugi dan posisi keuangan perusahaan, tidak saja terhadap tahun berjalan, tetapi juga terhadap tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Kesalahan dalam menentukan nilai persediaan barang dagang akan mempengaruhi tidak saja laporan laba rugi dan neraca tahun berjalan tetapi juga neraca dan laporan laba rugi tahun yang akan datang.
Persediaan barang dagang adalah (merchandise inventory)
adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk
perusahaan pabrik/ manufaktur, yang termasuk dalam persediaan adalah
barang-barang yang digunakan untuk kegiatan proses prduksi selanjutnya.
Persediaan dalam perusahaan pabrik/manufaktur terdiri dari persediaan bahan
baku, persediaan bahan dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Persediaan
barang dagang pada umumnya dinilai pada harga terendah antara harga perolehan
dan harga pasar atau nilai yang diharapkan atau direalisasikan. Cara penilaiannya harus diungkapkan dalam laporan
keuangan.
Baca Juga : Cara Menghitung Penetapan Harga Pokok Persediaan
Baca Juga : Cara Menghitung Penetapan Harga Pokok Persediaan
PERSEDIAAN
DALAM LAPORAN KEUANGAN
Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang
disajikan baik dineraca maupun di laba rugi.
1. Persediaan barang dagang yang tercantum di Laporan
Neraca (Laporan posisi keuangan) mencerminkan nilai barang dagang yang ada pada
tanggal neraca, biasanya juga merupakan akhir dari suatu dari periode akuntansi
(persediaan barang dagang akhir).
2. Persediaan barang dagang yang tercantum di Laporan Laba/Rui
muncul dalam Laporan Harga Pokok Penjualan (HPP).
Dari gambar diatas
dapat dilihat bahwa persediaan barang dagang yang ada pada akhir tahun berjalan
(2016) akan muncul baik di neraca maupun laporan laba rugi. Persediaan ini pada
tahun berikutnya (2017, tidak digambarkan),akan merupakan persediaan awal dalam
laporan laba rugi. Sebaliknya, persediaan barang pada awal tahun berjalan akan
muncul di neraca dan laporan laba rugi tahun sebelumnya.
Baca Juga : Piutang Dagang dan Bagaimana Cara Mencatatnya
Ada saling hubungan antara persediaan barang dagang di neraca dan laporan laba rugi. Bahkan, ada saling hubunga antara persediaan barang dagang pada tahun berjalan dengan sebelumnya dan tahun yang akan datang. Dari adanya saling hubungan ini, terlihat bahwa betapa pentingnya pos ini dalam menentukan laba/rugi dan posisi keuangan perusahaan, tidak saja terhadap tahun berjalan, tetapi juga terhadap tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Kesalahan dalam menentukan nilai persediaan barang dagang akan mempengaruhi tidak saja laporan laba rugi dan neraca tahun berjalan tetapi juga neraca dan laporan laba rugi tahun yang akan datang.