Sunday 8 December 2019

akuntansi_akuntan

Robo Advisor Reksa Dana Sebagai Investasi Cerdas

Investasi bukanlah menjadi hal yang asing lagi bagi setiap orang. Investasi adalah suatu aktivitas yang menempatkan dana pada satu periode tertentu sebagai harapan penggunaan dana tersebut bisa menghasilkan keuntungan atau peningkatan nilai dana dimasa yang akan datang.


Investasi sering dikaitkan dengan dengan hanya orang yang sudah bekerja dan berpenghasilan tinggi saja yang bisa melakukan investasi. Ya, mungkin itu zaman dulu yang jelas berbeda dengan zaman sekarang. Kini, generasi mileneal pun sudah bisa melakukan investasi sejak dini.

Memang pada kenyataannya, mileneal masih belum banyak yang akrab dengan investasi karena diantara mereka masih berat meninggalkan gaya hidup yang tinggi seperti belanja-belanja hingga nongkrong di kafe-kafe. Pada hal Investasi sekarang ini tidak butuh modal yang besar, cukup dengan Rp 100 ribu saja, mileneal sudah bisa investasi.

Masa mudah adalah masa dimana kita harus menentukan hidup kita di masa tua nanti, mau bagaimana. Pasti semua orang ingin di masa tua nanti mendapatkan sesuatu yang lebih baik untuk dinikmati. Jadi hal apa yang harus kita lakukan memikirkan cara, bagaimana sih mendapatkan jaminan di masa tua nanti?. Caranya adalah dengan berinvestasi di masa muda.

Meski modal investasi kecil tapi jika sudah dimulai sejak muda, anda bisa merasakan banyak manfaat seperti meningkatkan asset, memenuhi kebutuhan di masa mendatang, gaya hidup hemat, dan menghindari terjerat utang piutang. Namun, hal ini tentunya dengan jenis investasi yang tepat.

Apa sih investasi yang tepat?

Investasi yang tepat untuk masa muda adalah reksa dana, sebab investasi ini resikonya tidak terlalu besar dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Investasi reksa dana dapat melakukan diversifikasi investasi tanpa harus memiliki modal yang besar. Modal berinvestasinya bisa dimulai dari Rp 100 ribu.

Reksa dana memiliki beberapa produk yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana terproteksi, reksa dana campuran, reksa dana index, reksa dana saham. Produk reksa dana ini memiliki kelemehan dan keunggulan masing-masing.

Adapun reksa dana memiliki dua bentuk yaitu berbentuk perseroan dan berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Reksa dana perseroan yang diatur dalam Peraturan IV.A.3 Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-13/PM/2002 tentang Peodoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan. Sedangkan reksa dana kontrak investasi kolektif diatur dalam Peraturan No. IV.B.1 – Keputusan Bapepam-LK No. KEP-552/BL/2010 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

Mungkin ada yang bertanya bagaimana cara mengakses jenis investasi ini?. Caranya sangat mudah, yaitu pertama mendaftar pada perusahaan sekuritas seperti Indoprimier, Mirae, BNI Sekuritas, dll. Kedua, setelah mendaftar akan mendapatkan Rekening, kemudian deposit pada Rekening yang ditujukan. Ketiga, Pilih reksa dana yang ingin dibeli.

Robo Advisor Reksa Dana

Bibit.co.id
Diera revolusi industri 4.0 ini adalah zaman dimana semua hal bisa diakses melalui digital. Hal ini sangat membantu kita dalam melakukan sebuah investasi. Bahkan Investasi sejenis reksa dana ini memiliki layanan terbaru yaitu robo advisor. Robo advisor sebenarnya sudah umum di negara-negara yang sudah maju investasi reksa dananya, tetapi di Indonesia baru masuk di tahun 2019 .
Fasilitas robo advisor memberikan rekomendasi portfolio reksa dana kepada investor sesuai dengan profil investor tersebut yang disampaikan dalam data-data sebelumnya. Di Indonesia, saat ini sudah ada dua robo advisor reksa dana yaitu Ajaib dan Bibit. Kedua perusahaan start-up robo advisor ini memberikan rekomendasi komposisi portfolio secara gratis kepada investor yang memberikan data mereka di aplikasi robo advisor.

Dengan adanya bantuan robo advisor ini, investor tidak perlu pusing lagi memikirkan harus beli jenis reksa dana apa karena pihak robo advisor yang akan menyajikannya. Investor tinggal siapkan dana uang untuk investasi reksa dana.

Para investor pun jika memakai robo advisor apakah itu Bibit atau Ajaib untuk investasi, tidak akan dikenakan biaya komisi, mencairkan investasipun bisa kapan saja tanpa biaya penalti, dan bahkan tidak ada biaya pajak berbeda dengan investasi properti.

Saatnya muda yang berinvestasi untuk menikmati di masa tua nanti.
Read More

Tuesday 3 December 2019

akuntansi_akuntan

Mengapa Kita Mempelajari Akuntansi ? Belajar Dari Kasus Enron !


Akuntansi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang seni pengidentifikasian, pencatatan, pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan kepada pengguna internal maupun pengguna eksternal perusahaan.

Baca Juga : Karakteristik Akuntansi
Pengguna Internal Informasi akuntansi adalah Manajer dan Direktur Perusahaan. Sedangkan pengguna Eksternal Informasi Akuntansi adalah Investor, Kreditur, Debitur, Pelanggan, dan Pemerintah.
Sejarah Singkat Akuntansi …
Asal mula akuntansi biasanya dikaitkan dengan hasil karya Luca Pacioli, seorang ahli matematika Italia pada Zaman Renaisans. Dalam buku Luca Pacioli di tahun 1494 yang berjudul Summa de Arithmetica, Geometria, Proportione et Proportionalite menguraikan suatu system yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi telah dicatat secara efisien dan akurat.
Dengan lahirnya era industry di abad ke-19, kemudian bermunculannya perusahaan-perusahaan besar, maka terjadilah pemisahan antara pemilik dan manajer dalam dunia bisnis. Sebagai akibatnya, kebutuhan untuk melaporkan status keuangan perusahaan menjadi memiliki arti yang lebih penting, guna memastikan bahwa manajer telah bertindak sesuai dengan keinginan para pemiliki. Demikian pula, transaksi-transaksi yang terjadi di antara bisnis menjadi semakin rumit, sehingga mengakibatkan perlunya dilakukan penigkatan pendekatan dalam melaporkan informasi keuangan.
Perekonomian kini telah mengalami evolusi menuju ke era pascaindustrial, yaitu era informasi, dimana banyak “produk” adalah berupa layanan informasi. Komputer dan internet telah menjadi mesin penggerak era informasi ini.
Pelaporan Keuangan: Masalah Kepercayaan
Pada tahun 2002, publikasi keuangan dipenuhi oleh artikel tentang skandal keuangan dan kecurangan akuntansi. Pada mulanya dialami oleh Enron, kemudian menyebar hingga Xerox, Qwest, Global Crossing, dan World Com.
Seperti Enron untuk menggelmbungkan laba sebesar $586 juta, yang menyebabkan disajikannya kembali laporan keuangan dan bangkrutnya perusahaan mengakibatkan investor mengalami kerugian sebesar $6 Milliar. Dengan menggunakan “trik-trik akuntansi” untuk mengecoh investor, Xerox Corp, telah menyajikan kembali laba selama lima tahun untuk mengklasifikasi ulang pendapatan senilai lebih dari $6 milliar.
Sejumlah usulan-usulan untuk memperbaiki praktik bisnis dan pengawasan akuntansi bermunculan dari badan-badan pemerintah dan penyelenggara regulasi, investor, dan profesi akuntansi. Sebagai konsekuensinya, telah disusun sebuah undang-undang baru yang akan mengatur perilaku bisnis dan juga praktik-praktik akuntansi dan audit. Sarbanes-Oxley Act, yang disahkan menjadi undang-undang pada Bulan Juli 2002, telah meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah untuk memerangi kecurangan dan mengekang praktik-praktik akuntansi yang buruk, dan undang-undang ini telah memperkenalkan perubahan yang mendasar pada struktur profesi akuntansi dan audit.
Satu hal terlihat jelas dari berbagai peristiwa-peristiwa bisnis yang memalukan, illegal, atau tidak etis belakangan ini adalah “Pentingnya Arti Akuntansi”. Akuntansi yang baik adalah hal yang sangat penting bagi bisnis dan keputusan investasi yang baik. Sedangkan akuntansi yang buruk adalah suatu hal yang tidak dapat ditoleransi dalam hal ini mereka melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hal yang sebenarnya. Investor akan menjual saham mereka dan menjatuhkan harga sahamnya dalam menyikapi petunjuk terhadap adanya ketidaksesuaian akuntansi perusahaan.
Sebagai contoh dari perusahaan Enron, Xerox, Qwest, Global Crossing, dan World Com, membuktikan bahwa pentingnya mempelajari, memahami, serta menggunakan proses akuntansi dan informasi akuntansi.
Bagaimana teman-teman, apakah anda sudah mengetahui mengapa kita harus mempelajari akuntansi!. Berikan pendapat kalian, dan kita diskusi Bersama
Read More

Thursday 17 October 2019

akuntansi_akuntan

BERBAGI PERTANYAAN KOMPRE AKUNTANSI DAN SIDANG SKRIPSI

Salam Sejahtera teman-teman!

Kali ini saya akan memposting pertanyaan ujian kompre lisan untuk mahasiswa akuntansi. Pertanyaan ini saya peroleh dari berbagai sumber, mulai dari teman-teman saya, senior saya, dan saya sendiri. Semoga artikel ini nantinya banyak membantu teman-teman yang akan mengikuti ujian kompre dan sidang skripsi.
Kalau dikampus yang saya tempati ada 2 ujian komprenya yaitu ujian kompre tulis dan ujian kompre lisan. Ujian ini dibagi menjadi beberapa bagian di akuntansi yaitu akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan system informasi akuntansi. Untuk yang saya posting kali ini adalah pertanyaan ujian kompre lisan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan Sidang Skripsi

Baca Juga : Contoh Soal Akuntansi 

KOMPRE LISAN AKUNTANSI KEUANGAN

1.       Menurut anda, apa itu akuntansi ?

2.       Apa itu asumsi dalam akuntansi?

3.       Sebutkan dan Jelaskan asumsi-asumsi dalam akuntansi?

4.       Ciri-ciri yang harus melekat dalam informasi akuntansi?

5.       Jelaskan tujuan akuntansi keuangan?

6.       Apa perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen?

7.       Membuat jurnal umum, jurnal penyesuaian dan jurnal penutup?

8.       Ada berapa laporan keuangan ?

9.       Buatlah laporan keuangan dan bagaimana keterkaitan antara laporan keuangan tersebut.

10.   Apa itu jurnal penutup? Dan Akun-akun apa saja yang muncul dalam jurnal penutup?

11.   Akun-akun apa saja yang bersaldo normal debit dan kredit?

12.   Apakah jurnal penyesuaian harus dilakukan ? Jelaskan.

13.   Apakah Neraca itu selalu seimbang? Jelaskan!

14.   Jelaskan kerangka teori akuntansi?

15.   Bagaimana peranan akuntansi di dunia ?

KOMPRE LISAN AKUNTANSI MANAJEMEN

1.       Menurut anda, apa itu biaya dan apakah itu akuntansi biaya?

2.       Apakah perbedaan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan?

3.       Ada berapa jenis biaya produksi? Jelaskan!

4.       Hitunglang Harga Pokok Produksi?

5.       Apakah persamaan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan?

6.       Hitunglah Harga pokok penjualan, jika diketahui Harga Pokok Produksi sekian….?

7.       Buatlah Jurnal umum, penyesuaian, dan jurnal penutup

8.       Buatlah laporan laba rugi perusahaan manufaktur?

SIDANG SKRIPSI

1.       Mengapa anda tertarik melakukan penelitian penelitian dengan topik itu?

2.       Mengapa anda menggunakan teori X? Mengapa bukan teori Y?

3.     Apa yang menjadi kendala anda dalam melakukan penelitian? Kenapa anda lama atau kenapa anda singkat?

4.    Tolong tunjukkan sumber penelitian anda?, dosennya ingin tau apakah penelitian kalian bener-bener punya referensi atau pernah diteliti sama orang lain)

5.       Jelaskan alasan anda mengapa memilih metode penelitiannya X misalnya, mengapa buka Y?

6.       Apa Variabel dependen anda? Apa variable independen anda

7.       Apa yang membedakan penelitian anda dengan penelitian terdahulu?

8.       Koreksi penulisan ( dosen mencari kesalahan setiap setiap penulisan skripsi )

9.       Jelaskan mengapa hipotesis anda begitu?

Baca Juga : 6 Hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Masuk Jurusan Akuntansi

Dalam sidang skripsi sebaiknya kita pahami dulu apa yang kita teliti sebelum naik ujian, sebab setiap penguji selalu mencari kesalahan dari setiap mahasiswa. Tentu bagus kalua kita bisa jawab, tapi bagaimana kalua kita tidak bisa jawab? Bisa-bisa kita nangis dalam ujian tersebut dan bahkan hal terburuknya kita tidak lulus dalam ujian sidang tersebut. Sekali lagi teman-teman yang baca artikel ini anda tidak salah baca artikel, Karena membaca artikel ini membuat anda sebagai seseorang mahasiswa yang cerdas membuat perencanaan yang serius mengenai Ujian Kompre dan Sidang Skripsi.
Read More

Monday 30 September 2019

akuntansi_akuntan

Metode Penyusutan Aset Tetap Beserta Contohnya

Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk operasional perusahaan. Aset tetap ini nilainya akan selalu berkurang, dan dihitung dalam akuntansi adalah setiap satu periode. 
            Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan. Dua faktor itu adalah nilai aktiva tetap yang digunakan dalam perhitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar penyusutannya dapat berupa harga perolehan atau nilai buku. Nilai maksimum aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah harga perolehannya. Tetapi ada kalanya, dianggap bahwa setelah habis pakai, aktiva tetap yang bersangkutan masih mempunyai nilai, yang disebut nilai sisa (residual, scrap atau salvage value). Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir masa manfaat. Dalam hal demikian, nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa.
            Taksiran manfaat mencerminkan besarnya kapasitas/manfaat aktiva tetap selama dapat dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangak waktu pemakaian (umur berguna atau masa manfaat = useful lives) atau kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan. Dengan uraian, pada dasarnya penyusutan aktiva tetap untuk satu tahun dapat dihitung dengan rumus:
            Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Ada beberapa cara untuk menghitung penyusutan yaitu :
            Baca Juga : Ayat Jurnal Penyesuaian
Metode Garis Lurus
Dalam metode ini, beban penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama sepanjang masa manfaat aktiva tetap. Beban penyusutan dihitung dengan rumus:
            Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
            Dasar Penyusutan  = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Tarif penyusutan ini dapat dengan mudah dihitung sebagai 100% dibagi dengan taksiran masa manfaat. Misalnya, apabila taksiran masa manfaat adalah 5 tahun, maka tariff penyusutannya adalah:
            100%  = 20%
              5
Sebagai contoh anggaplah bahwa pada tanggal 2 Januari 2017 dibeli sebuah kendaraan dengan harga Rp 12.500 (sudah termasuk bea balik nama dan lain-lain). Nilai sisa diperkirakan Rp 1.550. Umur kendaraan diperkirakan 5 tahun. Beban penyusutan tahunan dihitung sebagai berikut:
            Beban  Penyusutan = 20% (Rp 12.500 – Rp 1.550)
                                            = Rp 2.190
Beban penyutan tahun pertama ( dan tahun-tahun berikutnya) dicatat sebagai berikut
            (D)       Beban penyusutan                                           Rp 2.190
            (K)                   Akumulasi penyusutan                                               Rp 2.190
Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku kendaraan tersebut selama lima tahun tampak seperti terlihat dibawah ini:

Tahun
Harga Perolehan
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku
1
Rp 12.500
Rp 2.190
Rp 2.190
Rp 10.310
2
Rp 12.500
Rp 2.190
Rp 4.380
Rp 8.120
3
Rp 12.500
Rp 2.190
Rp 6.570
Rp 5.930
4
Rp 12.500
Rp 2.190
Rp 8.760
Rp 3.740
5
Rp 12.500
Rp 2.190
Rp 10.950
Rp 1.550

Metode Saldo Menurun
Dalam metode ini beban penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun. Pembebanan yang makin menurun didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga akan makin menurun. Dalam metode ini, beban penyusutan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
            Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
            Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode
Biasanya tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus. Misalnya apabila suatu aktiva tetap ditaksir akan berumur 5 tahun, maka tarif penyusutannya adalah 40% yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 20%. Dengan menggunakan contoh kendaraan seperti yang telah disebutkan diatas, beban penyusutan pada tahun pertama akan dihitung sebagai berikut:
            Beban Penyusutan = 40% (12.500 – 0) = Rp 5.000
Perhatikan bahwa nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga perolehannya, yaitu 12.500. pada saat ini akumulasi penyusutannya sama dengan nol. Penyusutannya tahun pertama dicatat sebagai berikut:
            (D)       Beban penyusutan                                           Rp 5.000
            (K)                   Akumulasi penyusutan                                               Rp 5.000
Pada akhir tahun kedua, beban penyusutannya dihitung sebagai berikut:
            Beban penyusutan = 40% x (Rp 12.500 – Rp 5.000) = Rp 3.000
Nilai buku pada awal tahun kedua sama dengan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan pada saat itu, yang jumlahnya sama dengan Rp 5.000. Penyusutan tahun kedua ini dicatat sebagai berikut:
            (D)       Beban penyusutan                                           Rp 3.000
            (K)                   Akumulasi penyusutan                                               Rp 3.000
Harga perolehan, beban penyusutan per tahun akumulasi penyusutan dan nilai buku kendaraan dalam contoh tadi selama lima tahun tampak sebagai berikut:

Tahun
Harga Perolehan
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku
1
Rp 12.500
Rp 5.000
Rp 5.000
Rp 7.500
2
Rp 12.500
Rp 3.000
Rp 8.000
Rp 4.500
3
Rp 12.500
Rp 1.800
Rp 9.800
Rp 2.700
4
Rp 12.500
Rp 1.080
Rp 10.880
Rp 1.620
5
Rp 12.500
Rp 70
Rp 10.950
Rp 1.550

Diatas telah dijelaskan bahwa dalam metode saldo menurun, tariff penyusutan dihitung sebesar dua kali tarif metode garis lurus dengan tidak memperhatikan adanya nilai sisa. Walaupun demikian, aktiva tetap yang bersangkutan tidak boleh disusutkan sampai dibawah nilai sisa. Untuk menggambarkan mengenai masalah ini, perhatikan penyusutan yang dilakukan pada tahun kelima. Pada permualaan tahun kelima nilai buku kendaraan adalah Rp 1.620. Dengan menggunakan cara perhitungan yang biasa, beban penyusutan untuk tahun ini seharusnya adalah 40% dari Rp 1.620 sama dengan Rp 648. Tetapi apabila jumlah ini yang dicatat sebagai beban penyusutan, maka pada akhir tahun kelima nilai buku kendaraan menjadi Rp 972. Nilai sisa yang diperkirakan semula adalah Rp 1.550. Berdasarkan ketentuan diatas, penyusutan yang dibebankan pada tahun kelima hanyalah Rp 70 yaitu Rp 1.620 dikurangi dengan Rp. 1.550.

Metode Jumlah Angka Tahun
Dalam metode ini jumlah penyusutannya akan semakin menurun dari tahun ke tahun. Adapun untuk cara perhitungan beban penyusutannya sebagai berikut:
            Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
            Dasar Penyusutan  = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Dasar Penyusutan pada metode ini adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa. Tarif penyusutan dalam metode ini akan merupakan suatu bilangan pecahan yang makin lama makin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Jadi, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur lima tahun, maka angka-angka tahun yang adalah 1,2,3,4, dan 5. Sebagai penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angak tahun yang ada. Contohnya 1+2+3+4+5 = 15
Beban penyusutan tahun pertama dihitung sebagai berikut:
            Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan – Nilai Sisa)
       = 5/15 x (Rp 12.500 – Rp 1.550)
       = Rp 3.650
Beban penyusutan untuk tahun kedua adalah sebagai berikut:
            Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan – Nilai Sisa)
       = 4/15 x (Rp 12.500 – Rp 1.550)
       = Rp 1.920
Pencatatan beban penyusutan untuk tiap-tiap tahun tidak berbeda dengan sebelumnya. Apabila disusun dalam bentuk table, harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan , dan nilai buku kendaraan selama lima tahun akan tampak terlihat seperti dibawah ini:

Tahun
Harga Perolehan
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku
1
Rp 12.500
Rp 3.650
Rp 3.650
Rp 8.850
2
Rp 12.500
Rp 2.920
Rp 6.570
Rp 5.930
3
Rp 12.500
Rp 2.190
Rp 8.760
Rp 3.740
4
Rp 12.500
Rp 1.460
Rp 10.220
Rp 2.280
5
Rp 12.500
Rp 730
Rp 10.950
Rp 1.550

Dalam contoh diatas dianggap bahwa kendaraan dapat dibeli pada tanggal 2 Januari 2017. Jadi, awal penyusutan dimulai sama dengan awal tahun buku perusahaan. Apabila awal penyusutan tidak sama awal tahun buku perusahaan, maka beban penyusutan untuk tahun kedua dan seterusnya harus dihitung atas dasar dua tarif penyusutan. Untuk menggambarkan hal ini anggaplah bahwa kendaraaan dalam contoh diatas dibeli pada tanggal 1 April 2017. Dalam contoh ini, tahun penyusutan tidak sama dengan tahun buku. Masa penyusutan tahunan dimulai pada tanggal 1 April 2017 sedangkan tahun buku dimulai pada tanggal 1 Januari 2017. Tarif penyusutan dalam metode ini berhubungan dengan masa penyusutan. Oleh karena itu, tarif untuk masa penyusutan pertama misalnya berlaku dari tanggal 1 April 2017 sampai dengan 1 Maret 2018. Pada tanggal 31 Desember 2017, masa penyusutan dengan tarif 5/15 baru berlaku 9 bulan, sehingga beban penyusutan untuk tahun buku 2017 dihitung sebagai berikut:
     Beban penyusutan = 9/12 x 5/15 (Rp 12.500 – Rp 1.550)
                                    = Rp 2.737,5
Untuk tahun buku 2017, beban penyusutan akan meliputi dua bagian masa penyusutan, yakni dari 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2018 yang tercakup dalam penyusutan dengan tarif 5/15 dalam periode 1 April sampai dengan 31 Desember 2017 yang tercakup dalam masa penyusutan dengan tarif 4/15. Beban penyusutan untuk tahun buku 2018, dihitung sebagai berikut:
     Masa penyusutan dengan tarif 5/15 = 3/12 x 5/15 x Rp 10.950 =     Rp 912,5
     Masa penyusutan dengan tarif 4/15 = 9/12 x 4/15 x Rp 10.950 =     Rp 2.190
                                                                                                                 Rp 3.102,5
Demikianlah, maka beban penyusutan untuk tahun-tahun buku selanjutnya akan dihitung berdasarkan dua masa penyusutan. Perlu dicatat, bahwa cara perhitungannya hanya berlaku untuk metode jumlah angka tahun saja.

Metode Unit Produksi
Dalam metode ini taksiran masa manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit-unit kegiatan. Harga perolehan dikurangi nilai sisa adalah dasar penyusutan. Tarif penyusutan dihitung sebagai presentase produksi aktual terhadap kapasitas produksi. Beban penyusutan untuk setiap periode dihitung dengan mengalikan tariff penyusutan dengan dasar penyusutan. Untuk menggambarkan metode penyusutan anggaplah bahwa pada tanggal 2 Januari 2017 dibeli suatu mesin dengan harga Rp 55.000. Mesin itu diperkirakan mempunyai nilai sisa sebesar Rp 5.000. Selama masih dapat digunakan, mesin tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 1.000.000 unit barang. Dalam tahun 2017 diproduksi 245.000 unit. Beban penyusutan untuk tahun 2017 dihitung sebagai berikut:
            Tarif Penyusutan         =            Produksi Aktual  
                                                            Kapasitas Produksi
                                               
=            245.000 
                                                                        1.000.000

Beban Penyusutan      =          Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Dasar Penyusutan       =          Harga Perolehan – Nilai Sisa
                                    =          24,5% (Rp 55.000 – Rp 5.000)
                                    =          Rp 12.250
Demikian, maka tarif dan beban penyusutan akan bervariasi dari tahun ke tahun tergantung pada produksi actual yang dicapai dalam tahun yang bersangkutan. Jika ada yang kurang dimengerti tulis dikolom komentar kita bahas bersama. Serta jangan lupa di share ya !!!
Read More

Followers